Subhanallah!! Pedagang Kue ini Putuskan Masuk Islam Setelah Alami Kejadian ini, Bikin Merinding…
INSPIRATIF Viral
Subhanallah!! Pedagang Kue ini Putuskan Masuk Islam
Setelah Alami Kejadian ini, Bikin Merinding…
Terlahir
di Kota Pempek 43 tahun silam lalu. Jauhari memiliki pengalaman hidup yang
panjang.
Terutama
masalah spiritualnya.
Pria
yang sehari-hari berdagang kue kering di Pasar Cinde Palembang ini tak
sungkan membagikan ceritanya kepada Tribunsumsel.com, Sabtu (29/7/2017).
Jauhari
lahir dari keluarga non muslim. Ada satu peristiwa yang menggetarkan hatinya
hingga membawanya mempelajari Islam. Sejak kecil anak terakhir dari
delapan bersaudara tersebut selalu merasa tidak tenang, perasaan yang selalu
gelisah dan cepat emosi.
Bertahun
- tahun perasaan gelisah terus menghantuinya. Saat dirinya tumbuh dewasa, ia
banyak memiliki teman yang berbeda kepercayaan dengannya. Termasuk beberapa
temannya beragama Islam.
"Saya
banyak teman yang berbeda kepercayaan, mereka semua adalah orang yang
baik", ungkapnya.
Meski
mempunyai banyak teman, Jauhari tetap merahasiakan perasaan yang membuatnya
semakin tertekan. Ia lebih memilih tidak bercerita dan hanya memendamnya di
dalam hati. Seiring berjalannya waktu,
Jauhari
semakin kebingungan dan seperti tidak punya arah tujuan hidup. Ditambah lagi
dengan ketidakharmonisan rumah tangganya. Hingga akhirnya ia pun berpisah
dengan sang istri. Berada pada tekanan yang kuat ia akhirnya depresi berat.
Puncaknya
ia pernah harus dirawat di rumah sakit dan dianjurkan untuk meminum obat
penenang. Namun bukan obat penenang itu yang membuatnya menjadi lebih nyaman. Ketika
ia membagikan hartanya kepada yang tidak mampu tiba-tiba saja hatinya menjadi
tenang. Perasaan itu terus berulang. Jauhari pun semakin sering untuk
bersedekah.
"Membantu
sesama itu sudah kewajiban, saya sangat merasa senang dan hati saya terasa
tenang mencoba saling berbagi," ceritanya
Jauhari
memiliki putra bernama Faisal (18). Kesehariannya membuka bisnis toko kue di
Pasar Tradisional Cinde, ia berjualan bersama anaknya dan dibantu oleh beberapa
karyawan.
Setiap
mendapat uang lebih dia selalu berbagi dengan orang yang lebih membutuhkan. Tidak
tahu ada apa dirinya merasa begitu tenang saat bersedekah. Ia pun memutuskan
bertemu dengan seorang Psikolog.
Ada
perkataan psikolog tersebut yang membekas di hatinya.
"Dulu
pernah bertemu seorang Psikolog, dia berkata kepada saya kalau saya harus bisa
menentukan jalan hidup", tutur Jauhari.
Tanpa
ada ajakan dan paksaan dari pihak manapun, ia terus terfikir perkataan
tersebut. Seperti mendapat hidayah, hatinya tergerak mempelajari
tentang Islam.
"Itu
datang dengan begitu saja, tanpa ada paksaan, semuanya ikhlas dari hati
saya", jelasnya. Ia memutuskan untuk memeluk agama Islam satu
tahun yang lalu.
"Alhamdulilah
saya merasa lebih baik saat menjadi mualaf, saya sangat bersyukur bisa
memeluk Islam yang membuat saya merasakan bahagia", katanya.
Satu
tahun memeluk Islam, banyak sesuatu yang berubah dari Jauhari.
"Saya
dulu adalah sosok yang pemarah dan selalu mengalami perasaan yang gelisah,
alhamdulilah sangat bersyukur sekarang sifat buruk dan perasaan gelisah yang
mengganggu sudah perlahan hilang terkikis", jelasnya.
Sebagai
seorang mualaf ia sungguh - sungguh ingin mendalami Islam, dirinya seperti
terlahir kembali dengan ketenangan yang ia dapat. Bahkan ia rutin belajar
membaca Ayat Suci Al - Quran.
"Dalam
satu minggu saya belajar mengaji sebanyak 3 kali dengan memanggil guru agama
untuk datang ke rumah, kalau untuk sholat alhamdulilah sudah bisa tapi belum
begitu baik, butuh belajar lagi", jelasnya sambil tersenyum.
Jauhari
sendiri mempunyai rencana yang sang mulia. Betapa tidak, dalam tempo jarak satu
tahun ia sudah berniat menaikan temannya beribadah haji ke tanah suci.
"Ingin
sekali menaikan haji teman saya, dia orangnya baik sudah seperti
keluarga", terang Jauhari.
Dirinya
menyimpulkan kalau temannya saja yang berangkat haji terlebih dahulu, sementara
ia akan belajar lebih dalam tentang agama Islam dan setelah itu
barulah berangkat haji.
Sumber: Tribunsumsel